BAB I
KEUTAMAAN MEMBACA AL QUR’AN DAN CARA MEMBACANYA
I. Keutamaan Membaca Al Qur’an
- Membaca Al Qur’an
Setiap muslim yakin, bahwa membaca Al qur’an’an saja sudah termasuk amal ibadah dan akan memdapat pahala yang berlipat-ganda, sebab yang dibacanya adalah kitab suci. Al Qur’an adalah sebaik-baik bacaan bagi Mu’min, baik dikala senang maupun dikala susah, dikala gembira atau dikala sedih. Malahan membaca Al Qur’an bukan hanya menjadi amal dan ibadah, tetapi juga menjadi obat dan penawar bagi orang yang geliisah jiwanya.
Pada suatu ketika datanglah seseorang kepada sahabat Rosulullah yang bernama Ibnu Mas’ud r.a, meminta nasihat, katanya: “Wahai Ibnu Mas’ud berilah aku nasehat yang dapat aku jadikan obatbagi jiiwaku yang sedang gelisah. Dalam beberapa hari ini aku merasa tidak tenteram, jiwaku gelisah dan fikiranku kusut; makan tak enak, tidurpun tak nyenyak.”
Maka Ibnu Mas’ud menasihatainya, katanya: “kalau penyakit itu yang menimpamu, bawalah hataimu mengunjungi tiga tempat, yaitu tempat orang membaca Al Qur’an, engkau baca Al Qur’an atau engkau dengar baik – baik orang yang membacanya; atau engkau pergi ke majlis pengajian yang mengingatkan hati kepada Allah, atau engkau cari waktu dan tempat yang sunyi, di sana engkau berkhalwat menyembah Allah, umpama di waktu tengah malam buta, di mana, di saat orang sedang tidur nyenyak, engkau bangun melakukan sholat malam, berdoa dan memeohon kepada Allah agaar diberi ketenangan jiwa, ketentraman fikiran dan kemurnian hati. Seandainya jiwamu belum juga terobati dengan cara ini, maka mintalah kepada Allah agar diberi hati yang lain, sebab hati yang kamu pakai bukanlah lagi hatimu .
Tentang keutamaan dan kelebihan membaca Al Qur’an Rasulullah SAW menyatakan dalam seuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim, yang maksudnya demikian : “Ada dua golongan manusia yang orang sungguh-sungguh dengki kepadanya, yaitu orang yang diberi oleh Allah ktab suci Al Qur’an ini, dibacanya siang dan malam, dan orang yang diberi oleh Allah haart yang berlimpah, siang dan malam kekayaannnya itu digunakan untuk segala sesuatu yang di ridloi oleh Allah.
Di dalam hadits yang lain, yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim pula, Rosulullah menyatakan tentang martabat dan keutamaan orang membaca Al Qur’an, demikian maksudnya : “Perumpamaan orang mu’min yang membaca Al Qur’an adalah seperti bunga Utrujah, harum baunya dan rasanya lezat. Orang mu’min yang senang membaca Al Qur’an, adalah seperti buah korma. Baunya tidak begitu harum namun manis rasanya. Orang munafik yang membaca Al Qur’an ibarat sekuntum bunga, harum baunya, namun pahit rasanya. Orang munafik yang tidak suka membaca Al Qur’an tak ubahnya seperti buah handzolah, tak berbau dan pahit rasanya.
B. Mendengarkan Bacaan Al Qur’an
Dalam ajaran Islam, bukan memaca Al Qur’an saja yan g menjadi amal ibadah, dan amal yang mendapat pahala dan rahmat, tetapi mendengarkan bacaan Al Qur’an begitu pula. Sebagian ulama mengatakan bahwa mendengarakan bacaan Al Qur’an pahalanya sama dengan orang yang membacanya.
Tentang pahala orang yang mendengarkan bacaan Al Qur’an, dengan jelas dalam surat Al A’rof ayat 204, disebutkan sebagai berikut :
Artinya : Dan apabila dibacakan Al Qur’an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.
Mendengarkan bacaan Al qur’an dengan baik, dapat menghibur perasan yang sedih, menenangkan jiwa yang gelisah dan melunakkan hati yang keras, serta mendatangkan petunjuk
C. Membaca Al Qur’an sampai Khatam
Di dalam kitab Ihya Ulumiddin, Al Ghazali mencatat beberapa hadits dan riwayat mengenai pembacaan Al Qur’an sampai khatam, digambarkannya bagaimana para sahabat berlomba-lomba membaca al Qur’an, ada yang khatam dalam sehari semalam saja, bahkan ada yang khatam dua kali dalam sehari semalam dan seterusnya. Di dalam sebuah hadits yang shoheh, Rosulullah menyuruh Abdullah bin Umar, supaya mengkhatamkan Al Qur’an sekali dalam seminggu. Begitulah para sahabat seperti Utsman bin affan, Zaid bin tsabit, Ibnu Mas’ud dan Ubay bin Ka’ab, telah menjadi wiridnya untuk mengkhatamkan Al Qur’an setiap hari Jum’at.
II. Adab Membaca Al Qur’an
Al Qur’an sebagai kitab suci, wahyu ilahi, mempunyai adab tersendiri bagi orang-orang yang membacanya. Adab itu sudah diatur dengan sangat baik, untuk penghormatan dan keagungan Al Qur’an tiap-tiap orang harus berpedoman kepadanya dalam mengerjakannya. Imam Al Ghozali dalam kitabnya Ihya Ulumiddinmnjelaskan dengan sejelas-jelasnya bagaimana hendaknya tata caara membaca Al Qur’an. Imam Al Ghozali telah membagi adab membaca Al Qur’an menjadi adab yang mengenai batin, dan adab yang mnegenai lahir. Dan adab yang mengenai batin itu diperinci lagi menjadi arti memahami asal kalimat, cara hati membesarkan kalimat Allah, menghadirkan hatai dikala membaca , sampai ditingkaat memperluas, memperhalusperasaan dan memberdsihkan jiwa. Dengan demikian kandungan Al Qur’an yang dibaca dengan perantaraan lidah dapt merasap ke dalam hati dan bersemi di dalamsanubarinya. Kesemuanya adalah adab yang berhubungan denga batin, yaitu dengan hati dan jiwa.
Adapuan adab lahir dalam memaca Al Qur’an, disamping terdapat di dalam kitab Ihya Ulumiddin, juga banyak terdapat di dlam kitab-kitab lainnya. Mislnya dalam kitab Al Itqon karangan Imam Jalaluddin Assuyuti.
Di antara adab membaca Al Qur’an hyang terpenting adalah:
- Disunatkakn membaca Al Qur’an setelah berwudlu, kemudian mengambil Al Qur’an dengan tangan kanan; sebaiknya memegangnya dengan kedua belah tangan.
- disunatkan membaca Al Qur’an dtempat yang bersih, tapi yang paling utama di dalam masjid.
- Disunaatkan membaca Al Qur’an menghadap ke kiblat, membacanya dengan khusyu’ dan tenang, sebainya dengan berpakaian yang pantas
- ketika membaca Al Qur’an, mulut hendaknya bersih, tidak berisi makanan, sebaiknya sebelum membaca Al Qur’an gigi dan ulut dibersihkan terlebih dahulu.
- sebelum menbaca Al Qur’an disunatkan membaca ta’awudz
BAB II
PENTERJEMAHAN AL QUR’AN
Adalah menjadi keinginan tiap-tiap muslimutnuk dapat membaca dan memahami Al Qur’an dalam bahasanya yang asli yaitu bahasa Arab. Tetapi karena tiap orang tidak mempunyai kemampuan atau kesempatan yang sama, maka keinginan tersebut diatas tidaklah dapat di capai oleh setiap muslim. Utnuk itulah maka Al Qur’an diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa ( di barat dan timur)
A. Terjemahan ke Dalam Bahasa Barat
Sebelum perkembangan bahasa-bahasa Eropa modern, maka yang berkembang di Eropa adalah bahasa Latin. Oleh karena itu , terjemahan Al Qur’an di mulai kedalam bahsa Latin. Terjemahan itu dilakukan untuk keperluan Biara Clugny, pada kira-kira tahun 1135
Prof. Montgomery Watt dalam bukunya “bell’s Introduction to the Al Qur’an(Islamic Surveys 8) menyebutkan bahwa pertanda dumulainya pehataian terhadap study Islam adalah dengan kunjungan petter the venerable, Abbot of Clugny ke Toledo pada abad ke 12. Di antara usahanya adalh dengan menerbitkan serial keilmuan untuk menandingi Intelektual Islam saat itu (terutama di Andalus). Sebagai bagian dari kegiatan tersebut adalah menterjemahkan Al Qur’an ke dalam bahasa Latin yang dilakukan oleh Robbet of Ketton (Robertusw Retanensis) dan selesai pada Juli 1143.
Abad Renaisance di barat memberi dorongan lebih besar untuk menerbitkan buku-uku Islam. Pada awal abad 16, buku-buku Islam banyak diterbitkan, penerbitan Al Qur’an pada tahun 1530di venice dan terjemahan Al Qur’an ke dalam bahassa Latin oleh Robbet of Ketton, tahun 1543 di Basile dengan penerbitnya Bibliander.
Dari terjemahan bahasa latin inilah kemudian Al Qur’an diterjemahkan ke dalam berbagaii bahasa Eropa. Terjemahan Sshweiigger ke dalam bahasa Jerman diterjemahkan diNurenburg (Bavaria)pada tahun 1616. Terjemahan ke dalam bahasan Perancis yang dilakukan oleh Du Ryer diterbitkan diperancis di Paris pada tahun 1647, da teerjemahan ke dalam bahasa Rusia diterbitkan di St Petersburg padsa tahun 1776. Terjemahan ke dalam bahasa peancis oleh savari terbit pada atahun 1783 dan oleh kasimirski pada tahun 1840. terjemahan ini terbit untuk beberapa kali. Perhatian Perancis terhadap terjemahan Al Qur’an disebabkan karaena menduduki Al jazair dan Afrika utara.
Kemudian menyusul penterjamahan ke dalalm bahas a jerman oleh Boysen ( tahun 1773 )Wahl ( tahun 1828) dan Ullmann ( tahun 1840).
- Terjemahan ke Dalam Bahasa Bukan Barat
Terjemahan ke dalam bahasa Afrika
Afrika daratan terluas ke dua di dunia. Islam mulai masuk ke Afrika pada pertengahan abad ke 7 sampai dengan abad ke 10.
Mempelajari dan mengajarkan Al Qur’an merupakan keharusan bagi orang Muslim. Sekolah-sekolah Al Qur’an banyak terdapat di Afrika, salah satu di antaranya menjadi sangat penting dan berarti sebagai wadah dalam proses Islaminisasi . Di antara lembaga pendidikan itu adalah “school of learniing”, di mana di dalamnya termasuk elajar membaca dan menulis naskah bahasa Arab dn mempelajaari arti dan pesan-pesan, komentar-komentar , serta artikel atau terjemahan langsung dari Al Qur’an.
Tentang terjemahan Al Qur’an di Afrika dapat dicatat beberapa hal penting dari tulisan mufakhkhar Husain Khan (Dhaka Univercity).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar