Selasa, 25 September 2012

PELAJARAN II





Lihatlah seekor burung yang terbang di angkasa, kadang ia mengepakkan sayapnya, tapi terkadang juga menahannya. Bukankah itu isyarat ilmu pengetahuan dan teknologi yang terkandung dalam al-Qur’an hingga diketemukannya pesawat terbang?

STANDAR KOMPETENSI
Memahami isi pokok ajaran al-Qur'an

KOMPETENSI DASAR
    Mengidentifikasi isi pokok ajaran al-Qur'an
    Menunjukkan ayat yang terkait dengan isi pokok ajaran al-Qur'an
    Menjelaskan kandungan ayat yang terkait dengan isi pokok ajaran al-Qur'an
    Menerapkan kandungan ayat yang terkait dengan isi pokok ajaran al-Qur'an
















IFTITAH
Kalian tentu telah mengetahui bahwa al-Qur’an terdiri atas 30 juz, 114 surat, dan 6.236 ayat, ada pula yang menyebutkan 6.666. Dilihat dari isi kandungannya, al-Qur’an adalah kitab yang paling lengkap dan paling sempurna jika dibandingkan dengan kitab-kitab suci sebelumnya. Al-Qur’an berfungsi membenarkan dan menjelaskan pokok-pokok ajaran yang terkandung dalam kitab-kitab tersebut.
Sebagai kitab yang paling lengkap dan sempurna, al-Qur’an mengandung pokok-pokok ajaran yang lebih luas cakupan materi ajarannya mencakup segala persoalan umat manusia. Secara garis besar, al-Qur’an mengandung 6 isi pokok ajaran yaitu meliputi : akidah, ibadah dan mu’amalah, akhlaq, hukum, sejarah, dan dasar-dasar ilmu pengetahuan (sains) dan teknologi.






















URAIAN MATERI

A.    AKIDAH
Akidah secara bahasa berarti kepercayaan atau keyakinan. bentuk jamaknya Aqa’id. Akidah juga disebut dengan istilah keimanan. Orang yang berakidah berarti orang yang beriman (mukmin).
Secara istilah, akidah adalah suatu kepercayaan yang harus diyakini dengan sepenuh hati, dinyatakan dengan lisan dan dimanifestasikan dalam bentuk amal perbuatan.  Akidah Islam adalah keyakinan berdasarkan ajaran Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan hadits. Seorang yang menyatakan diri berakidah Islam tidak hanya cukup mempercayai dan meyakini keyakinan dalam hatinya, tetapi harus menyatakannya dengan lisan dan harus mewujudkannya dalam bentuk amal perbuatan (amal shalih) dalam kehidupannya sehari-hari.
Inti pokok ajaran akidah adalah masalah tauhid, yakni keyakinan bahwa Allah Maha Esa. Setiap muslim wajib meyakini ke-Maha Esa-an Allah. Orang yang tidak meyakini ke-Maha Esa-an Allah berarti ia kafir, dan apabila meyakini adanya Tuhan selain Allah dinamakan musyrik. Dalam akidah Islam, disamping kewajiban untuk meyakini bahwa Allah itu Esa, juga ada kewajiban untuk meyakini rukun-rukun iman yang lain. Tidak dibenarkan apabila seseorang yang mengaku berakidah/beriman apabila dia hanya mengimani Allah saja, atau meyakini sebagian dari rukun iman saja. Rukun iman yang wajib diyakini tersebut adalah: 1) iman kepada Allah SWT, 2) iman kepada malaikat-malaikat Allah, 3) iman kepada kitab-kitab Allah, 4) iman kepada rasul-rasul Allah, 5) iman kepada hari akhir, dan 6) iman kepada qadha’ dan qadar.
Al-Qur’an banyak menjelaskan tentang pokok-pokok ajaran akidah yang terkandung di dalamnya, diantaranya adalah sebagai berikut :
                 •    (الإخلاص: ۱-٤)
Artinya :
1.  Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
2.  Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3.  Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4.  Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia." (QS. al-Ikhlas/112: 1-4)

          
Artinya :
“Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan dia yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.”  (QS. al-Baqarah/2: 163)

                              
Artinya :
“Rasul telah beriman kepada al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah kami Ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali." (QS. al-Baqarah/2: 285)

B.    IBADAH DAN MU’AMALAH
Ibadah berasal dari kataعِبَادَةً /عَبَدَ – يَعْبُدُ – عَبْدًا  artinya mengabdi atau menyembah. Yang dimaksud ibadah adalah menyembah atau mengabdi sepenuhnya kepada Allah SWT. dengan tunduk, taat dan patuh kepada-Nya. Ibadah merupakan bentuk kepatuhan dan ketundukan yang ditimbulkan oleh perasaan yakin terhadap kebesaran Allah SWT., sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak disembah. Karena keyakinan bahwa Allah SWT mempunyai kekuasaan mutlak.
Dalam al-Qur’an dijelaskan bahwa tujuan penciptaan jin dan manusia tidak lain adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Hal ini seperti ditegaskan oleh Allah SWT melalui firman-Nya dalam QS. adz-Dzariyat ayat 56
      
Artinya :
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. az-Zariyat/51 : 56)

Manusia harus menyadari bahwa dirinya ada karena diciptakan oleh Allah SWT., oleh sebab itu manusia harus sadar bahwa dia membutuhkan Allah SWT. Dan kebutuhan terhadap Allah itu diwujudkan dengan bentuk beribadah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya manusia menyembah dan meminta pertolongan. Sebagaimana firman Allah:
    
Artinya :
“Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan” (QS. al-Fatihah/1: 5)

Ibadah dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu : ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah. Ibadah mahdhah artinya ibadah khusus yang tata caranya sudah ditentukan, seperti : shalat, puasa, zakat dan haji. Sedangkan ibadah ghairu mahdhah artinya ibadah yang bersifat umum, tatacaranya tidak ditentukan secara khusus, yang bertujuan untuk mencari ridha Allah SWT., misalnya: silaturrahmi, bekerja mencari rizki yang halal diniati ibadah, belajar untuk menuntut ilmu, dan sebagainya.
Disamping beribadah kepada Allah SWT. karena kesadaran manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT., manusia juga memeliki kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya bersama manusia lainnya. Maka al-Qur’an tidak hanya memberikan ajaran tentang ibadah sebagai wujud kebutuhan manusia terhadap Allah SWT (حَبْلٌ مِنَ اللهِ), tetapi juga mengatur bagaimana memenuhi kebutuhan dalam hubungannya dengan manusia lain (حَبْلٌ مِنَ النَّاسِ). Misalnya: sillaturrahmi, jual beli, hutang piutang, sewa menyewa, dan kegiatan lain dalam kehidupan bermasyarakat. Kegiatan dalam hubungan antar manusia ini disebut dengan mu’amalah.
Dalam al-Qur’an banyak ditemukan ajaran tentang tata cara bermu’amalah, antara lain:
                ... 
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar...” (QS. al-Baqarah/2: 282)



C.    AKHLAQ
Akhlaq (اَخْلاَقٌ) ditinjau dari segi etimologi merupakan bentuk jama’ dari kata (خُلُقٌ) yang berarti perangai, tingkah laku, tabiat, atau budi pekerti. Dalam pengertian terminologis, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang muncul spontan dalam tingkah laku hidup sehari-hari.
Dalam konsep bahasa Indonesia, akhlaq semakna dengan istilah etika atau moral. Akhlaq merupakan satu fundamen penting dalam ajaran Islam, sehingga Rasulullah SAW. menegaskan dalam sebuah hadits bahwa tujuan diutusnya beliau adalah untuk memperbaiki dan menyempurnakan akhlaq mulia.

     قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاق
رواه احمد
Artinya :
“Rasulullah SAW. telah bersabda : Sesungguhnya aku (Muhammad) diutus untuk menyempurnakan akhlaq mulia”
(HR.  Ahmad no. 8595)

    Nabi Muhammad SAW. adalah model dan suri tauladan bagi umat dalam bertingkah laku dengan akhlaq mulia (karimah). Al-Qur’an merupakan sumber ajaran tentang akhlaq mulia itu. Dan beliau merupakan manusia yang dapat menerapkan ajaran akhlaq dari al-Qur’an tersebut menjadi kepribadian beliau. Sehingga wajarlah ketika Aisyah Ra. ditanya oleh seorang sahabat tentang akhlaq beliau, lalu Aisyah ra. menjawab dengan menyatakan كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْءَانُ (akhlaq beliau adalah al-Qur’an).
Ayat-ayat al-Qur’an yang menyatakan tentang ajaran akhlaq Nabi Muhammad SAW. antara lain adalah :
      (القلم : ٤)   
Artinya :
“Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. al-Qalam/68: 4)

                   (الأحزاب : ۲۱)
Artinya :
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. al-Ahzab/33: 21)


D.    HUKUM
Hukum sebagai salah satu isi pokok ajaran al-Qur’an berisi kaidah-kaidah dan ketentuan-ketentuan dasar dan menyeluruh bagi umat manusia. Tujuannya adalah untuk memberikan pedoman kepada umat manusia agar kehidupannya menjadi adil, aman, tenteram, teratur, sejahtera, bahagia, dan selamat di dunia maupun di akhirat kelak.
Sebagai sumber hukum ajaran Islam, al-Qur’an banyak memberikan ketentuan-ketentuan hukum yang harus dijadikan pedoman dalam menetapkan hukum baik secara global (mujmal) maupun terperinci (tafshil). Beberapa ayat-ayat al-Qur’an yang berisi ketentuan hukum antara lain adalah :
       ••           (النساء : ۱۰۵)
Artinya :
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat” (QS. an-Nisa’/4: 105)

                 (المائدة : ۹۰)
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan” (QS. al-Maidah/5: 90)

Ketentuan-ketentuan hukum lain yang dijelaskan dalam ayat-ayat al-Qur’an adalah meliputi :
1.    Hukum perkawinan, antara lain dijelaskan dalam QS. al-Baqarah: 221; QS. al-Maidah: 5; QS.an-Nisa’: 22-24; QS.an-Nur: 2; QS. al-Mumtahanah:10-11
2.    Hukum waris, antara lain dijelaskan dalam QS. an-Nisa’: 7-12 dan 176, QS. al-Baqarah:180; QS. al-Maidah:106
3.    Hukum perjanjian, antara lain dijelaskan dalam QS. al-Baqarah: 279,280 dan 282; QS. al-Anfal: 56 dan 58; QS. at-Taubah: 4
4.    Hukum pidana, antara lain dijelaskan dalam QS. al-Baqarah: 178; QS. an-Nisa’: 92 dan 93; QS. al-Maidah: 38; QS. Yunus: 27; QS. al-Isra’: 33; QS. asy-Syu’ara: 40
5.    Hukum perang, antara lain dijelaskan dalam QS. al-Baqarah: 190-193; QS. al-Anfal: 39 dan 41; QS. at-Taubah: 5,29 dan 123, QS. al-Hajj: 39 dan 40
6.    Hukum antarbangsa, antara lain dijelaskan dalam QS. al-Hujurat: 13

E.    SEJARAH / KISAH UMAT MASA LALU
Al-Qur’an sebagai kitab suci bagi umat Islam banyak menjelaskan tentang sejarah atau kisah umat pada masa lalu. Sejarah atau kisah-kisah tersebut bukan hanya sekedar cerita atau dongeng semata, tetapi dimaksudkan untuk menjadi ‘ibrah (pelajaran) bagi umat Islam. Ibrah tersebut kemudian dapat dijadikan dapat menjadi petunjuk untuk dapat menjalani kehidupan agar senantiasa sesuai dengan petunjuk dan keridhaan Allah SWT.
                        
 (يوسف: ۱۱۱)
Artinya :
Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” (QS. Yusuf/12: 111)

Al-Qur’an telah banyak menggambarkan umat-umat terdahulu baik yang iman dan taat kepada Allah SWT. maupun yang ingkar dan ma’siat kepada-Nya. Diharapkan dengan memperhatikan kisah umat terdahulu, umat Islam bisa mencontoh umat-umat yang taat kepada Allah SWT. dan menghindari perbuatan ma’siat kepada-Nya. Bagi umat yang beriman dan taat kepada Allah SWT., Allah SWT. telah memberikan kebaikan dan keberkahan dalam hidup mereka, sebaliknya bagi yang ingkar dan ma’siat kepada-Nya, Allah SWT telah memberikan azab-Nya.
Ayat-ayat al-Qur’an yang menjelaskan tentang sejarah atau kisah umat terdahulu antara lain :
       ••           •                (الفرقان : ۳۷-۳۸)


Artinya :
37.”Dan (telah kami binasakan) kaum Nuh tatkala mereka mendustakan rasul-rasul. Kami tenggelamkan mereka dan kami jadikan (cerita) mereka itu pelajaran bagi manusia. dan Kami telah menyediakan bagi orang-orang zalim azab yang pedih;
38. Dan (Kami binasakan) kaum 'Aad dan Tsamud dan penduduk Rass dan banyak (lagi) generasi-generasi di antara kaum- kaum tersebut.
39. Dan Kami jadikan bagi masing-masing mereka perumpamaan dan masing-masing mereka itu benar benar telah Kami binasakan dengan sehancur-hancurnya.” (QS. al-Furqan/25: 37-39)

                                                           •                •                            (القصص : ۷۹-۸۳)
Artinya :
79. ”Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; Sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar".
80. Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang- orang yang sabar".
81. Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).
82. Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Karun itu, berkata: "Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezki bagi siapa yang dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang- orang yang mengingkari (nikmat Allah)".
83. Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. al-Qashash/28: 79-83)

F.    DASAR-DASAR ILMU PENGETAHUAN (SAINS) DAN TEKNOLOGI
Al-Qur’an adalah kitab suci ilmiah. Banyak ayat yang memberikan isyarat-isyarat ilmu pengetahuan (sains) dan teknologi yang bersifat potensial untuk kemudian dapat dikembangkan guna kemaslahatan dan kesejahteraan hidup manusia. Allah SWT. yang Maha memberi ilmu telah mengajarkan kepada umat manusia untuk dapat menjalani hidup dan memenuhi kebutuhan hidupnya dengan baik. Al-Qur’an menekankan betapa pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal itu diisyaratkan pada saat ayat al-Qur’an untuk pertama kalinya diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. yaitu QS. al-‘Alaq: 1-5
                        
Artinya:
1.  “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2.  Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3.  Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah,
4.  Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,
5.  Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
(QS. al-‘Alaq/96: 1-5)

Ayat yang pertama kali diturunkan tersebut diawali dengan perintah untuk membaca. Membaca adalah satu faktor terpenting dalam proses belajar untuk menguasai suatu ilmu pengetahuan. Ini mengindikasikan bahwa al-Qur’an menekankan betapa pentingnya membaca dalam upaya mencari dan menguasai ilmu pengetahuan.
Ayat lain yang berisi dorongan untuk menguasai ilmu pengetahuan juga dijelaskan dalam QS. al-Mujadilah ayat 11.
              
Artinya :
“….Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. al-Mujadilah/58: 11)

Al-Qur’an banyak mendorong umat manusia untuk menggali, meneliti dan mengembangkan isyarat-isyarat ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kepentingan dan kesejahteraan hidupnya. Isyarat-isyarat ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut diantara berkenaan dengan ilmu kedokteran, farmasi, pertanian, matematika, fisika, kimia, biologi, ilmu anatomi tubuh, teknologi perkepalan, teknologi pesawat terbang, dan lain sebagainya.
Yang penting untuk diingat bahwa dalam kurun waktu sejarah umat manusia, Islam telah melahirkan banyak cendekiawan muslim yang telah berhasil menemukan berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi berkat ketelitian mereka dalam menggali isyarat ilmu pengetahuan dalam al-Qur’an. Diantara cendekiawan-cenedekiawan muslim tersebut diantaranya ialah: Ibnu Rusyd, Al-Farabi, Ibnu Sina, Ibnu Maskawaih, Al-Khawarizmi, dan lain-lain. Bahkan penemuan-penemuan ilmu pengetahuan yang mereka hasilkan telah banyak mengilhami bangsa barat dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang berkembang hingga saat ini.
   








I.    Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d, atau e!
1.    Isi pokok ajaran al-Qur’an ada 6, yaitu…
a.    akidah, ibadah dan mu’amalah, akhlaq, hukum, sejarah dan dasar-dasar sains
b.    akidah, ibadah, akhlak, hukum atau syari’ah, sejarah, dan kisah umat terdahulu
c.    akidah, ketauhidan, akhlak, hukum, sejarah, sejarah dan dasar-dasar sains
d.    akidah, ibadah mahdhah, ibadah ghairu mahdhah, hukum, sejarah, dan sains
e.    akidah, ibadah, mu’amalah, hukum, sejarah, kisah-kisah umat terdahulu, dan sains
2.    Akidah secara bahasa artinya…
a.    keyakinan
b.    kemauan
c.    kebutuhan
d.    kepatuhan
e.    keesaan
3.    Ayat berikut ini berisi tentang masalah akidah…
a.    وَ إِلٰٰهُكُمْ إِلٰٰهٌ وَاحِدٌ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ هُوَ الرَّحْمٰنُ الرَّحِيْمُ
b.    وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَ اْلإِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُوْنَ
c.    وَ إِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيْمِ
d.    لَقَدْ كَانَ فِيْ رَسُوْلِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
e.    إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَ إِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ
4.    Ibadah dan mu’amalah tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia terutama orang Islam. Yang dimaksud ibadah adalah hubungan antara.…
a.    Manusia dengan manusia lainnya
b.    Manusia dengan Allah SWT.
c.    Manusia dengan malaikat
d.    Manusia dengan dirinya sendiri
e.    Manusia dengan alam sekitarnya
5.    Ibadah dapat dibedakan menjadi dua yaitu ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah. Salah satu contoh ibadah mahdhah adalah…
a.    Menuntut ilmu
b.    Mencari nafkah
c.    Mendirikan sholat
d.    Membangun masjid
e.    Menyantuni anak yatim
6.    Akhlak dari segi arti bahasa artinya…
a.    perbuatan
b.    perasaan
c.    pikiran
d.    perangai
e.    perkataan
7.    Fungsi utama kandungan al-Qur’an yang menjelaskan kisah umat terdahulu adalah sebagai…
a.    cerita biar orang tertarik dengan al-Qur’an
b.    pelengkap informasi yang tertulis di dalamnya
c.    ilustrasi al-Qur’an agar lebih menarik
d.    untuk dibaca sebagai hiburan bagi orang Islam
e.    ‘ibrah dan peringatan bagi orang yang beriman
8.    Salah satu contoh mu’jizat Nabi Isa as. adalah…
a.    dapat membelah bulan dengan menunjukkan jari telunjuk kepadanya
b.    dari jari-jari keluar air sehingga dapat diminum kaumnya yang kehausan
c.    dapat menyembuhkan orang buta sejak lahir sehingga dapat melihat
d.    tongkat yang bisa berubah menjadi ular besar untuk mengalahkan sihir
e.    tidak hangus terbakar dalam kobaran api yang menjilat-jilat
9.    Al-Qur’an adalah mu’jizat terbesar bagi Nabi Muhammad SAW. Di bawah ini merupakan bukti bahwa al-Qur’an adalah mu’jizat yang terbesar…
a.    al-Qur’an berlaku kekal sepanjang masa
b.    kitab yang berisi ajaran yang paling sempurna
c.    diberikan kepada nabi dan rasul yang terakhir
d.    isinya sangat rumit, sehingga sulit dipahami
e.    hanya orang cerdas yang dapat memahami
10.    يَرْفَعِ اللهُ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا مِنْكُمْ وَالَّذِيْنَ أُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍ...المجادلة:۱۱
Potongan ayat diatas mengisyaratkan tentang …
a.    Beribadah dengan meninggikan kualitasnya
b.    Menuntut ilmu akan mengangkat derajat hidup
c.    Beriman kepada Dzat yang memberi ilmu, Allah SWT
d.    Mencari derajat di dunia dan di akhirat dengan iman
e.    Beribadah sesuai dengan ilmu yang dimiliki

II.    Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!
1.    Sebutkan 6 isi pokok al-Qur’an!
2.    Berilah sebuah contoh isi kandungan yang berkenaan dengan mu’amalah!
3.    Ibadah dapat dibedakan menjadi 2. Sebutkan dan jelaskan masing-masing disertai contoh?
4.    Terangkan isi ajaran yang terkandung dalam ayat berikut!
                   الأحزاب :  ۲۱
5.    Tulislah sebuah ayat yang berisi tentang dasar-dasar ilmu pengetahuan!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar